Pengalaman Komunikasi

Pengalaman Komunikasi

Pengalaman pertama kali ceramah di depan jamaah ibu-ibu, ketika itu saya sedang tinggal di sebuah masjid yang terletak di sekitar kampus UMY, tepatnya di sebelah timur Pasar Gamping, bersama 4 orang teman. Di masjid tersebut kami  melakukan kegiatan-kegiatan masjid seperti  adzan, imam, kerja bakti, dan mengajar anak-anak  TPA. Pada intinya kamilah yang selalu menyiapkan semua kegiatan masjid sebelum kegiatan itu dimulai. Nah, pada suatu hari saya ditunjuk untuk mengisi ceramah / pengajian khusus ibu-ibu oleh teman saya yang berhalangan untuk hadir untuk mengisi ceramah kerena ada acara yang tidak bisa ditinggalkan. Tanpa berfikir panjang, saya pun langsung menyanggupi permintaan teman saya, padahal saya belum pernah berbicara di depan umum untuk mengisi suatu materi. Menjelang hari  H, saya berusaha maksimal untuk latihan berbicara di depan umum, ketika itu saya bingung mau mengisi apa, bagaimana, karena memang belum ada pengalaman berbicara di depan umum, apalagi mengisi ceramah khusus untuk jamaah ibu-ibu.
Pada saat itu saya langsung membuka youtube untuk mencari kumpulan ceramah dari beberapa ustadz. Kemudian saya pilih salah satu tema yang menurut saya cocok ketika itu, yaitu tentang persiapan menyambut bulan suci ramadhan karena, memang saat itu adalah hari hari menjelang bulan ramadhan. Kemudian saya catat dan rangkum semua  isi ceramah dari youtube, dan saya hafalkan isi ceramah, sambil menirukan gaya ustadz dalam video tersebut. Bahkan saya meminta teman saya untuk mendengarkan ceramah saya ketika saya berlatih.
Ketika hari H, yang tinggal hanya menunggu hitungan jam saja untuk berceramah. Saya merasakan kecemasan  yang luar biasa, hampir blank semua materi yang selama ini saya usahakan. Ketika itu saya hanya banyak berdzikir dan saya bawa catatan materi ceramah. Dan ketika tiba saatnya, dengan satu kata “bismillah”, saya maju di depan jamaah dan saya paksa wajah ini untuk tersenyum agar bias sedikit meringankan beban yang saya rasakan ketika itu. Alhamdulillah saya merasakan sedikit  ketenangan, kemudian saya buka ceramah dengan pembukaan yang pelan sambil sesekali mencuri nafas, dan sesekali saya menanyakan suatu hal yang berkaitan dengan tema ceramah, sehingga ceramah pada malam itu dapat berjalan dengan lancar walaupun saya menyadari bahwa bahasa saya dalam menyampaikan materi belum tersusun rapi ditambah rasa grogi yang sulit dilepaskan dalam tubuh ini.